Halo, selamat pagi, siang, sore, dan malam para pembelajar bahasa Indonesia yang keren-keren.
Pada pertemuan kedua ini kita akan mempelajari materi analisis isi, struktur, dan kaidah kebahasaan tentang Teks Eksplanasi
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dulu ya?
Sekarang kita akan membahas tentang kaidah kebahasaan Teks Eksplanasi
Pada pertemuan kedua ini kita akan mempelajari materi analisis isi, struktur, dan kaidah kebahasaan tentang Teks Eksplanasi
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dulu ya?
Sekarang kita akan membahas tentang kaidah kebahasaan Teks Eksplanasi
1. Istilah. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep, proses, keadaan, dan atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksplanasi istilah-istilah teknis sering digunakan.
istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing. proses pembentukannya dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut.
- Pemadanan atau penerjemahan, misal busway menjadi jalur bus
- Penyerapan kosakata asing, misal camera menjadi kamera
- gabungan penerjemahan dan penyerapan, misal subdivision menjadi subbagian.
2. Konjungsi Kausalitas. Konjungsi sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Jadi, konjungsi kausal adalah konjungsi yang menghubungkan sebab dan akibat.
Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena,dan karena itu. Berikut adalah beberapa jenis konjungsi kausal beserta contoh kata:
Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena,dan karena itu. Berikut adalah beberapa jenis konjungsi kausal beserta contoh kata:
- Konjungsi kausal syarat adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat dengan syarat terjadinya akibat tersebut. Contoh: jika, bila, kalau.
- Konjungsi kausal alasan adalah konjungsi kausal yang menyatakan alasan suatu akibat terjadi. Contoh: karena.
- Konjungsi kausal simpulan adalah konjungsi kausal yang menarik simpulan dari suatu sebab dalam bentuk akibat. Contoh: jadi, dengan, demikian.
- Konjungsi kausal akibat adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat yang terjadi dari suatu sebab. Contoh: sehingga, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu.
- Konjungsi kausal untuk adalah konjungsi kausal yang menyatakan suatu sebab yang diharuskan untuk terjadinya sebuah akibat yang diharapkan. Contoh: untuk itu, agar.
3. Konjungsi Temporal
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks eksplanasi banyak memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal.
Konjungsi (kata sambung) temporal (waktu) menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Misalnya : hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, selanjutnya, seterusnya, tatkala, dan sebagainya.
Macam-macam Konjungsi Temporal. Kata konjungsi temporal terbagi menjadi dua yaitu kata konjungsi temporal sederajat dan kata konjungsi temporal tidak sederajat.
Konjungsi (kata sambung) temporal (waktu) menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Misalnya : hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, selanjutnya, seterusnya, tatkala, dan sebagainya.
Macam-macam Konjungsi Temporal. Kata konjungsi temporal terbagi menjadi dua yaitu kata konjungsi temporal sederajat dan kata konjungsi temporal tidak sederajat.
Perhatikan penjelasan berikut ini!
1. Konjungsi Temporal Sederajat. Kata Konjungsi temporal sederajat adalah kata hubung yang bersifat setara atau sederajat. Kata konjungsi temporal sederajat tidak boleh di gunakan di awal kalimat. Jika diletakkan diawal kalimat, maka tidak akan menjadi kalimat yang efektif. Kata konjungsi temporal sederajat yang sering dipakai adalah kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, dan selanjutnya. Konjugsi temporal sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara. Konjungsi temporal sederajat harus diletakkan ditengah kalimat.
Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:
Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:
- Dina mengumpulkan data dengan cara observasi, kemudian mengolah data tersebut untuk membuktikan hipotesa penelitiannya.
- Rina berencana mengadakan sebuah kegiatan, sebelumnya ia menyusun proposal.
- Andi berhasil menangkap bola lalu pergi dan menendang bola ke arah gawang lawan.
- Ibu memasukan telur, selanjutnya memasukkan mentega ke dalam wadah.
2. Konjungsi Temporal tidak Sederajat. Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat bertingkat atau tidak setara. Kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat di gunakan di awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di gunakan antara lain: ketika, sejak, apabila, sebelum, sesudah, hingga, demi, sementara, waktu, bila, sambil, dan lain-lain.
Contoh dalam kalimat:
Contoh dalam kalimat:
- Rina pergi ketika mentari mulai terbenam.
- Sejak kepergian ayahnya, ia menjadi tulang punggung keluarganya.
- Apabila peristiwa itu tidak terjadi, ia pasti tidak akan merasa bersalah seperti itu.
- Krisis moneter itu terjadi sebelum zaman reformasi.
- Sesudah dikocok hingga mengembang, masukkanlah tepung terigu secara perlahan sambil diaduk-aduk.
- Dia terus berjuang melawan penjajah demi tanah air tercinta.
- Waktu itu, Beliau sedang tidak berada di kota itu.
- Bila waktunya tiba, ia akan datang kembali.
- Dia kuliah sambil bekerja untuk membiayai pendidikannya.
https://drive.google.com/drive/folders/1GSfiAbYeiWCWG-2y23Fdlmuuyl8q4aNA?usp=sharing kemudian kirim tugas tersebut pada email di bawah ini
XI KPR
kemudian kirim tugas tersebut pada email di bawah ini
Komentar
Posting Komentar