Halo, selamat pagi, siang, sore, dan malam para pembelajar bahasa Indonesia yang keren-keren.
Pada pertemuan kali ini ini kita akan belajar materi tentang Buku Fiksi
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dulu ya?
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis pesan dari satu buku fiksi yang dibaca
Indikator Pencapaian Kompetensi
buku fiksi yang dibaca.
Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan literasi, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi, peserta didik mampu:
Ayo BERLITERASI dulu dengan mengamati terlebih dahulu video pembelajaran tentang materi mendeteksi unsur intrinsik dan menyimpulan pesan/amanat cerpen dari satu buku fiksi yang dibaca berikut!
video pembelajaran tersebut bisa kalian unduh pada link dibawah berikut. https://youtu.be/LwmAS0dRzDY
Media pembelajaran power point
Download buku fiksi pdf. Silakan cek link dibawah ini:
https://drive.google.com/open?id=1QB53ytLUV1VoHw78JQkkqpd_d1UT2kgd
Contoh nilai-nilai yang ditemukan dalam cerpen melalui pesan/amanatnya sebagai berikut:
Penggalan teks cerpen dikutip dari buku Mandiri, Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga)
Pada pertemuan kali ini ini kita akan belajar materi tentang Buku Fiksi
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dulu ya?
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis pesan dari satu buku fiksi yang dibaca
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9.1 Mendeteksi
unsur intrinsik satu cerpen
dari satu buku
fiksi yang dibaca.
3.9.2 Menyimpulkan pesan/amanat dari satu cerpen dari satu buku fiksi yang dibaca.
Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan literasi, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi, peserta didik mampu:
1. mendeteksi unsur
intrinsik satu cerpen
dari satu buku fiksi yang dibaca secara tepat;
2. menyimpulkan pesan/amanat satu
cerpen dari satu buku
fiksi yang dibaca secara tepat;
sehingga peserta
didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya,
mengembangkan sikap toleransi, disiplin, jujur, unggul dan beprestasi, percaya diri,
berani, menghargai, berkerjasama, dan
bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi,
berkolaborasi, berkreasi, berliterasi, dan berkarakter.Ayo BERLITERASI dulu dengan mengamati terlebih dahulu video pembelajaran tentang materi mendeteksi unsur intrinsik dan menyimpulan pesan/amanat cerpen dari satu buku fiksi yang dibaca berikut!
Media pembelajaran power point
Media tersebut bisa diunduh pada
link berikut: https://drive.google.com/open?id=1QB53ytLUV1VoHw78JQkkqpd_d1UT2kgd
https://drive.google.com/open?id=1QB53ytLUV1VoHw78JQkkqpd_d1UT2kgd
Mari Baca Materi Berikut!
Buku Fiksi
Definisi Buku Fiksi
Buku
fiksi merupakan buku atau karya sastra hasil imajinasi pengarang. Setiap karya
sastra, baik yang berupa puisi, prosa, maupun drama tentu mempunyai tujuan
untuk menyampaikan suatu pelajaran atau nilai berharga kepada pendengar atau
pembacanya.
Salah
satu karya sastra berbentuk prosa adalah cerpen. Terdapat banyak sekali nilai
yang dapat disampaikan melalui cerpen; baik kemanusiaan, moral, budaya, sosial
maupun nilai lainnya, misalnya menghormati orang lain, memerhatikan orang-orang
yang terpinggirkan, mencintai, flora dan fauna, dan lain-lain.
Unsur Intrinsik Buku Fiksi
Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam buku
fiksi atau unsur yang membangun cerita fiksi dari dalam. Unsur intrinsik
meliputi:
1. Tema
2. Pesan/amanat
3. Tokoh
4. Alur
5. Latar
6. Sudut
Pandang
Pesan/Amanat
Istilah
dalam sastra, pelajaran atau nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pendengar atau pembacanya itu disebut amanat. Amanat merupakan salah satu unsur pokok yang membangun karya sastra
dari dari dalam karya sastra itu sendiri (unsur instrinsik).
Amanat adalah
ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
Karena itu, pesan moral tentu isinya berupa nilai-nilai yang baik sehingga
pembaca bisa menjadikannya sebagai teladan atau contoh pembelajaran hidup.
Biasanya, pesan atau amanat bisa ditelusuri melalui percakapan dan tindakan
berbagai tokoh dalam cerita tersebut.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu cerpen dapat dicari dan diidentifikasikan dari
kalimat-kalimat yang dituliskan oleh penulis. Cara lain adalah dengan mencermati
dialog antar tokoh yang ada dalam cerita, atau menyelesaikan masalah, dan
lain-lain.
Pengarang biasanya menyuarakan pesan-pesan moral
dan pesan lainnya melalui dialog atau pemikiran tokoh. Peran tokoh yang
digunakan sebagai media biasanya adalah tokoh utama. Namun, karena cerpen
jarang menggunakan tokoh tambahan, maka tokoh yang ada dalam cerita itulah
tokoh utamanya.
Deteksi nilai yang terkandung dalam cerpen juga bisa dilihat dari alurnya. Berdasarkan
peristiwa-peristiwa yang menyusun alur, pembaca dapat menemukan secara implisit
nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Macam-macam amanat:
a. Tersurat, diartikan
sebagai amanat atau pesan yang secara jelas atau eksplisit diuraikan dari
kata-kata sebuah tulisan.
b. Tersirat, merupakan
kebalikan dari amanat tersurat. Amanat/ pesan yang secara sengaja tidak
dijelaskan atau dijabarkan secara tertulis di sebuah karya, tetapi pembaca
dapat mengetahuinya melalui alur/jalan cerita yang ada dalam tulisan tersebut.
Sehingga amanat tersirat sifatnya implisit atau tersembunyi.
Ciri-ciri amanat:
a. Secara implisit (tersirat), amanat disampaikan dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam
tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir.
b. Secara
eksplisit (tersurat) yaitu dengan penyampaian seruan, saran,
peringatan, nasihat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita
Beberapa
bentuk nilai-nilai sebagai pesan/amanat cerpen yang dapat digunakan sebagai
pembelajaran hidup, misalnya nilai moral, budaya, sosial, religi/agama, dan
lain-lain.
a. Nilai religius/keagamaan adalah
sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan ibadah, kepercayaan, atau unsur
keTuhanan.
b. Nilai moral adalah nilai
yang berhubungan dengan perbuatan baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
c. Nilai sosial adalah nilai
yang berhubungan dengan norma dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya, suka
menolong atau membantu.
d. Nilai budaya adalah sesuatu yang berhubungan dengan adat istiadat atau
kebiasaan-kebiasaan yang bernilai tinggi dalam kehidupan masyarakat.
Contoh kutipan cerpen dari
satu buku fiksi
Pengecat
Langit Malam _ Muhammad Asrori
Satu kaleng cat dan kuas berbagai ukuran untuk
mengubah sesuatu yang belum dicoba menjadi sangatlah pantas untuk dicoba.
Setidaknya daripada duduk terpekur tanpa melakukan aktivitas apapun. Langsung
saja kutandatangani buku gudang dan mengangkat kaleng cat dan kuas-kuas
tersebut ke atas kendaraan kecil mirip mobil golf yang mereka sebut
land-shuttle. Kupacu kendaraan keluar daerah Retriksi 24, daerah penyimpanan
peralatan langit. Saatnya menjalankan rencana A. Sebenarnya sudah puluhan kali
kukirimkan surat mosi tidak percaya kepada Gubernur Langit tertuju kepada Bulan
yang menggantung di koordinat K-155. Mosi tidak percaya yang kutandatangani
atas nama pribadi dan alasan pribadi. Cukup sederhana: Karena ada seseorang
yang istimewa di hatiku merasa trauma atas kejadian yang melibatkan Bulan
dimana ia telah turut ikut campur menjadi setting yang salah dalam satu
perjalanan kisah kasih seseorang tersebut. Sejak peristiwa itu ia tidak mau
menatap langit malam. Padahal aku sudah mencoba berbagai sudut pandang untuk
meyakinkannya bahwa kali ini bersamaku, bulan akan menjadi setting yang
istimewa. Tapi ia tetap ngotot tidak akan mau menatap langit malam, terlebih
jika masih ada bulan itu! Jadilah hal itu alasan yang jelas bagiku. Bagimu
mungkin terdengar dibuat-buat dan mengada-ada. Tapi ini hidupku. Aku harus
bertindak. Selain surat mosi tidak percaya, juga kukirimkan surat pada bulan
untuk mengundurkan diri dari posisinya sekarang, dengan alasan lain yang telah
kuganti dengan dalih regenerasi. Saatnya ada bulan baru di koordinat K-155 yang
punya gairah temaram lebih baik. Namun sampai detik ini surat mosi tersebut
masih belum ditanggapi dan terealisasi. Hingga terbetik suatu rencana. Rencana
ini muncul ketika ada satu pemberitaan di Harian Langit edisi #1 tahun cahaya
ke-21 dimana SkyWork and Piece, perusahaan pemasang iklan, membuka lowongan
kerja: Dibutuhkan pengecat langit, shift malam, di Bintang 240680, Bulan K-155,
Perlip Area 25 Horison 01 hingga garis batas 83. Jam kerja dan gaji memuaskan.
Gaji dibayar ketika kontrak selesai. Wah, setali tiga uang. Langsung saja
kudatangi kantor jasa pengerah tenaga kerja yang memasang iklan. Pengecat
langit malam merupakan pekerjaan yang jarang diingini siapapun. Jadi tak heran
tidak ada satu pelamar pun yang menjadi saingan. Sebenarnya ada satu pelamar
yang kutemui ketika sama-sama berjalan di trotoar. Tapi nampaknya pelamar satu
ini agak mabuk. Dia berjalan dengan satu kaki di atas trotoar dan satu kaki
lainnya di atas jalan aspal. Kusapa dia, “Mau kemana, Mas?” “Eh, anu, anu, ehm,
ma… mau ngelamar kerja di langit,” jawabnya kebingungan tapi sudah kutangkap
maknanya. Kulanjutkan pertanyaan, “Eh, Mas, kok jalannya satu di atas aspal dan
satu di atas trotoar. Apa nggak capek?” Di luar dugaan, pelamar yang
benar-benar mabuk ini menjawab kegirangan, “Ya ampun, untung, untung! Selamet,
selamet. Saya kira saya tadi pincang. Pantes dari tadi melangkah susahnya minta
ampun. Trima kasih, Mas, sudah ngingetin.” Ah, dasar gila! Saingan satu saja
nggak beres. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan minimnya minat pada
pekerjaan ini. Pertama, alasan keselamatan. Pekerjaan ini memiliki fasilitas
penunjang hidup yang jauh dari memadai, apalagi jasa pengerah tenaga kerja
tidak menanggung resiko kecelakaan serta jaminan keselamatan. Kedua, banyak
detail bintang yang tidak boleh sampai terkena cat atau sampai jatuh ke bumi.
Bila hal ini terjadi maka kerugian akan dibebankan kepada pengecat langit
malam. Tapi bagiku itu bukan masalah, semua dapat diatur di atas sana nanti.
Bukankah semua sudah direncanakan. Dari atas land-shuttle kulihat langit malam
di atasku memang sudah pudar dan berwarna muram. Beberapa bagiannya terkelupas.
........Contoh nilai-nilai yang ditemukan dalam cerpen melalui pesan/amanatnya sebagai berikut:
Kutipan
|
Nilai
|
Pesan/Amanat
|
“Walau apa katamu terhadapku, walau kau caci maki aku,
kau kutuki aku, aku terima. Tapi, untuk membiarkan Masri dan Arni hidup
sebagai suami istri, padahal Tuhan melarangnya, o...o...o..., itu telah
melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya. Kau memang telah
berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan
anaknya. Tapi, ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bisa
ditawar-tawar lagi, yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya.
Prinsip hidup setiap orang yang menjunjung kebenaran Tuhan.”
(Kemarau, A.A. Navis)
|
Nilai Religius
|
Setiap manusia harus memegang prinsip sesuai dengan ajaran agama.
|
Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan semena-mena.
Tidakkah sepatutnya hal itu kulaporkan? Itu benar, tapi jangan
melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal
kecil yang dibesar-besarkan bisa mengakibatkan kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah
kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo
beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara.
(Gerhana, Muhammad Ali)
|
Nilai
Moral
|
Sebagai
makhluk sosial dan hidup bermasyarakat sebaiknya menghindari perbuatan
membesar-besarkan persoalan yang kecil sehingga berakibat fatal.
|
Jalan keluar yang lain, menurut pikiran Badri,
ialah kawin dengan seorang gadis yang punya pekerjaan. Yang lebih baik ialah
yang jadi pegawai negeri sebab pegawai negeri lebih banyak memunyai
keringanan tugas dibanding dengan pegwai swasta. Pegawai negeri yang terbaik
untuk dijadikan istri adalah Pendidik sekolah karena terlatih dengan hidup
yang sangat sederhana.
|
Nilai Sosial
|
Kriteria memilih gadis yang tepat untuk dijadikan sebagai teman hidup
(istri)
|
Di sinilah terjadi perbuatan yang menyesatkan. Namun, Monang bertanggung
jawab dan akan mengawininya. Dan kenyataannya lain. Ibu Monang telah
menjodohkannya dengan gadis Batak pilihan ibunya. Monang sendiri tak kuasa
menolaknya. Ia kawin dengan gadis pilihan ibunya. Sementara itu, janin yang
dikandung Manen mengalami kelainan, bayi itu akan lahir cacat.
(Raumanen, Marianne Katoppo)
|
Nilai
Budaya
|
Seorang
laki-laki harus memiliki prinsip tentang perjodohan, karena hal tersebut
menyangkut keberlangsungan rumah tangganya.
|
Penggalan teks cerpen dikutip dari buku Mandiri, Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga)
https://drive.google.com/drive/folders/1GSfiAbYeiWCWG-2y23Fdlmuuyl8q4aNA?usp=sharing kemudian kirim tugas tersebut pada email di bawah ini
XI KPR
kemudian kirim tugas tersebut pada email di bawah ini
Komentar
Posting Komentar